Biar tidak salah menentukan apa saja yang harus setting pada Recursive Gateway pada Mikrotik:
1.Menentukan ip diluar jaringan yang bener2 jarang down seperti ip dns contohnya 1.1.1.1, 8.8.8.8, 9.9.9.9
2.Untuk melakukan Cek ke gateway sebaiknya tetap memakai ping.
3.Sebaiknya semua ISP utama atau ISP backup harus memakai recursive gateway, apalagi yang menggunakan load balancing
4.Distance untuk manipulasi Gateway utama tetap memakai nilai 1 karena fungsinya bukan sebagai fail over tapi sebagai check-gateway
5.Agar Fail Over bener2 melakukan pekerjaan mirip umumkita tetap memilih urutan dari Distance gateway utama (main) atau sebagai gateway cadangan (backup)
6. Yang membedakan Fail Over Dengan Recursive Gateway dengan fail over biasa yakni sasaran-scope, supaya router bisa melewai pengecekan jaringan disini saya memakai target-scope=30, untuk check-gateway ke IP yang ingin dipantau tetap gunakan target-scope=10
Kekurangan Fail Over Dengan Recursive Gateway:
- Karena tidak ada laporan khusus, kadang kita tidak mengetahui bahwa ada salah satu jalur dari ISP kita yang sedang bermasalah.
- Jika ip gateway sumber di luar modem bermasalah padahal koneksi dari ISP kita baik2 saja pola ping ke 1.1.1.1 rto maka router tetap mengganggap koneksi ISP kita juga sedang berurusan.
Note: Jika modem kita memakai bridge dari ISP dan mikrotik sebegai PPPOE Client mempunyai arti jangan gunakan Recursive Gateway.
Sumber https://www.o-om.com/
Thanks for reading Desain Fail Over Dengan Recursive Gateway Pada Router Mikrotik
No comments:
Post a Comment